Siapa disini penggemar sinetron? Atau FTV? Atau Siapa disini
suka nonton Televisi lebih dari 2 Jam sehari bahkan lebih?
Dalam Teorti Cultivasi semakin lama dan sering kita menonton
Televisi semakin menganggap bahwa hal-hal di Televisi adalah suatu Realita.
Secara sederhananya ini adalah Teori persuasi semakin banyak dan lama kita
terkena terpaan/tayangan sesuatu maka kita akan semakin terpengaruh.
Kita secara sederhananya dibentuk oleh waktu. Semakin banyak kita
menghabiskan waktu terhadap sesuatu maka kita akan terbentuk oleh tayangan tersebut atau terpaan
tersebut.
Lalu waktu kita banyak dihabiskan oleh apa? Kurang lebih
kebanyakan waktu kita digunakan untuk hal ini.
1. Sekolah.
Dari pagi hingga sore waktu kita digunakan oleh sekolah. Terpaan pendidikan sekolah telah banyak membentuk diri kita. Jadi tidak heran terjadi keseragaman dalam pola pikir. Salah satu pola pikir yang dibentuk oleh sekolah yang dominan adalah kita dibentuk untuk menjadi pekerja. Setelah lulus mau kerja dimana?
Dari pagi hingga sore waktu kita digunakan oleh sekolah. Terpaan pendidikan sekolah telah banyak membentuk diri kita. Jadi tidak heran terjadi keseragaman dalam pola pikir. Salah satu pola pikir yang dibentuk oleh sekolah yang dominan adalah kita dibentuk untuk menjadi pekerja. Setelah lulus mau kerja dimana?
Wajar saja dari data banyak sarjana yang menganggur
ketimbang lulusan SMA, SMP dan SD. Karena lowongan untuk sarjana dinegeri ini
masih sedikit. Apalagi sarjana KW alias asal kuliah. Kemudian beban sarjana
sangat tinggi karena sekolah atau kampus mengajarkan kita atau membentuk kita UNTUK
bekerja bukan menjadi pengusaha. Bukan hanya itu sarjana dibentuk harus bekerja di tingkat manajemen
atau middle jabatan.Ya kebanyakan sarjana dibentuk untuk bekerja di tingkat
manajemen, Alhasil banyak sarjana minder untuk menjadi pekerja kelas bawahan.
Padahal tidak ada peraturan yang mewajibkan sarjana harus
langsung menjadi di bagian manajemen dan mengharamkan pekerjaan kelas bawah
untuk sarjana. Ya lagi-lagi kita dibentuk oleh system pendidikan yang
mengajarkan pada system manajemen di tingkat sarjana. Alhasil kurang lebih
membentuk system Gengsi.
2. Media.
Semakin lama kita tertepa atau terkena tayangan media maka akan menganggap sesuatu di media itu realita dan membentuk kita. Misal dalam tayangan sinetron, Ftv dan Film. Mereka hanya menampilkan apa yang kita ingin tonton atau menarik yang kita tonton.
Semakin lama kita tertepa atau terkena tayangan media maka akan menganggap sesuatu di media itu realita dan membentuk kita. Misal dalam tayangan sinetron, Ftv dan Film. Mereka hanya menampilkan apa yang kita ingin tonton atau menarik yang kita tonton.
Mereka jarang menampilkan sesuatu yang benar realita, jarang
yang menampilkan hal sederhana tentang realita misal parkir motor atau mobil,
itu dalam realita tidak mudah. Tetapi dalam televisi seperti dalam sinetron atau Film mereka tidak ditayangkan kerena tidak menarik. Bagi televisi hal tersebut
bukan masalah tetapi dalam realita hal tersebut merupakan masalah.
Mereka telah membentuk hal tersebut sehingga Realita sebenarnya menjadi tidak realita lagi.
Bahkan media juga mengatur dari hal sederhana hingga ke hal
yang intim. Sejak kapan bahwa wanita cantik itu wanita yang putih, langsing dan
tinggi? Berarti wanita gendut, hitam dan pendek berarti tidak cantik dong.
Padahal dulu wanita yang cantik adalah wanita yang gendut.
Sejak kapan kalau cowo keren itu yang sixpack, tinggi dan
putih? Padahal dulu cowo keren adalah cowo yang gendut karena dianggap makmur.
Ya sejak media membentuk hal tersebut, Contoh cara
membentuknya dengan kontes kecantikan, Miss Universe, model. Ya secara halusnya
mereka telah membentuk cantik itu sendiri. Media telah mengatur hidup kita.
Apalagi dijaman sekarang yang media yang sangat bebas, Media
disebutnya pengusaha era demokrasi. Siapa yang disayang media maka yang akan
berkuasa. Contohnya saat Presiden Jokowi disayang media. Berita hampir semuanya
Presiden Jokowi. Tak heran kini menjadi Presiden.
Jadi siapa yang menghabiskan waktunya dengan hal tersebut
maka kita akan terbentuk dengan hal tersebut. Tidak heran banyak pengusaha yang
tidak pernah nonton televisi seperti Pak Yodia Antariksa. Atau Pidibaiq yang
tidak punya televisi sama sekali. Atau pengusaha lainnya yang sangat selective dalam
memilih acara seperti Mas Ippho Santosa.
Ketiga tempat bekerja. Bagi yang telah bekerja tentu tempat
pekerjaan adalah tempat yang paling banyak untuk menghabiskan waktu. Untuk hal
ini saya tidak akan membahas banyak karena setiap budaya tempat bekerja
berbeda-beda tetapi yang pasti kita dituntut untuk menjadi pekerja yang handal
bagi perusahaannya. Salah satunya dengan system hirarki, punishment dan reward.
Setelah kita masuk system kerja akan sulit bagi kita untuk
keluar karena perusahaan berusaha memberikan kenyamanan yang sulit membuat kita
bergerak.
Yakin mau jadi Pengusaha? Kalau waktu kita dihabiskan oleh
ketiga hal tersebut kita akan sulit untuk menjadi pengusaha karena untuk
menjadi pengusaha kita juga harus dibentuk.
Caranya?
Sederhana habiskan waktu dengan hal berhubungan dengan usaha
Saatnya meriset ulang otak kecuali anda tidak mau menjadi
pengusaha. Bentuk ulang otak kita dengan otak usaha. Karena menjadi pengusah
itu berbeda dengan system yang dibentuk oleh sekolah atau media televisi.
0 komentar:
Post a Comment