Misalkan teman-teman jadi pembicaranya apakah teman-teman
mau punya murid yang malas dan banyak alasan? Kenapa kamu ga action? “Ga punya
modal mas…” Kenapa ga Action? “Duh saya mah gaptek mas..” Kenapa kamu ga
Action? “Duh nanti aja mas kalau udah punya modal.”
Apakah teman-teman mau punya murid dan calon murid seperti
itu, Ya Banyak ALASAN dan PENUNDAAN! Mana ada yang mau, Nah para mastah juga
gitu. Percuma kalau udah dikasih ilmunya kemudian dikasih caranya hingga detail
tapi ga ACTION karena banyak ALASAN dan PENUNDAAN.
Para mastah pasti kesel sudah ngomong berbusa-busa tapi ga
dipraktekin, Nah para mastah ga mau tuh punya murid yang manja dan banyak
alasan gitu. Karena para mastah juga mengalaminya dari bawah juga, karena yang
dibutuhkan hanya keberanian, konsistensi bukan banyak alasan dan penundaan.
Nah maka disettinglah seminarnya berbayar agar ketika kita
tidak punya uang dan kita serius mau ikutan mereka akan berusaha mencari. Nah
justru karena itu sebelum menerima ilmu mereka disharing dulu agar mereka tidak
malas dan mau bergerak untuk cari modal buat bayar tiket.
Kata Bob sadino aja
sumber: saptuari twitter |
Nah itu dia, Supaya kita mau menggerakan dengkul kita, atau
merangsang untuk action latihan cari modal dengan otak dan dengkul kita. Orang
ga serius dan malas tentu tidak mau melakukan hal ini. Sudah tumbang duluan.
Jadi kalau dapat tiketnya aja susah, mana berani main-main kalau pas seminarnya
atau workshopnya mereka akan coba serius dan fokus mau belajar.
Tapi kalau orang kaya gimana mas? Kan udah punya uang jadi
ga ada usahanya dong.. Ya bagaimanapun orang kaya yang mau investasi dengan
pendidikan itu berarti mindsetnya sudah oke kalau ga oke ya paling buat ke
Mall.. Ya kurang lebih gitu.. coba Tanya aja ke orang kayanya nanti pas seminar
kenapa mau ikut? Hehe..
Karena Bisnis itu kepantasan.
Apakah teman-teman sudah bisa pantas memiliki uang dan
tanggungjawab lebih? Coba apakah rezky yang sekarang yang sedang dinikmati
sudah bisa mensyukurinya dan mengaturnya dengan baik?
Jangan-jangan sekarang juga belum bisa mensyukuri dan
mengaturnya dengan baik. Lantas nanti kalau dikasih tanggung jawab lebih besar
lagi mengurus uang lebih dan orang lain
(karyawan) malah jadi kacau ujungnya musibahkan ya.
Nah orang kaya yang mau investasi buat ilmu itu kemungkinan
udah pantas (hanya Allah yang tahu say amah nebak aja) karena menggunakan
uangnya dengan benar, coba buat hura-hura berarti gak pantas Cuma jadi ujian
aja.
Yuk pantaskan dengan ilmu berbisnis yang benar plus kalau
bisa yang lebih cepat juga (online).
Dan Yuk Pantaskan dengan attitude yang benar juga.
Jika sudah Pantas rejeki akan datang dengan sendirinya
karena Allah ridho.
Artikel ini ditujukan buat pribadi penulis untuk intropeksi
dirinya, semoga bisa bermanfaat juga untuk yang baca..
Bentar lagi lebaran
ya curi start ah.. Minal aidzin wal faidzin mohon maaf lahir dan bathin…
Jika ada kata-kata yang tidak berkenan dan menyakitkan, mohon dimaafkan ya..
penulisnya lagi belajar soalnya.. hehe..
0 komentar:
Post a Comment