sumber: hawaii.score.org |
Selamat sore teman-teman.. wah baru update lagi neh, kayanya bakal jarang update neh.. yah kali aja ada yang kangen artikel saya haha.. saya mohon maaf tidak bisa update setiap hari lagi, yah mungkin semingggu sekali atau dua kali. Sedang fokus skripsi dan menyiapkan bisnis baru soalnya, bagaimana dengan teman-teman? Apakah masih stagnan saja bisnisnya disitu aja? Ga ada perubahan atau perkembangan? Wah harus segera dikonsultasikan kepada mentor teman-teman.
Kadang kesalahan kecil yang
sering menghambat kita tapi kadang kita tidak bisa menyadari hal tersebut, Nah
disinilah peran mentor, mentor berperan sebagai pengevaluasi kita. Mentor sudah
dulu terjun ke dunia bisnis jadi bakal mungkin bisa tahu kesalahan kita karena
sukses berpola dan gagal berpola juga kata mas Jaya Setiabudi. Pola kegagalan
pebisnis biasa hampir sama begitu juga pola kesuskesesannya Cuma beda kasus
saja paling.
Karena sesungguhnya bisnis itu
bukan ilmu mistis tapi logika dan lebih tepatnya lagi ilmu pengetahuan dan
matematik sebagai induknya. Dalam bisnis salah melangkah diawal saja bisa fatal
atau salah urutan, urutan langkah inilah yang bisa menjadikan percepatan bisnis
kita atau menyebabkan kegagalan. Contohnya saja di awal langsung Fokus terjun
di produksi, kemungkinan besar akan gagal apalagi tidak didukung modal hanya
modal yang sangat… sangat terbatas.
Dalam ilmu matematik, akan
tercipata jika.. maka.. contohnya jika melakukan hal pertama seperti ini maka
hasilnya akan seperti ini. Seperti contoh di awal kenapa kita kemungkinan besar
akan gagal ketika di awal langsung terjun di produksi apalagi tidak ada
dukungan dana atau sebagai pemasukan dana. Ya dalam ilmu matematik energi
manusia bisa dihitung. Energi yang diperlukan untuk di tahap produksi akan
sangat besar, bahkan ketika kita baru belanja cari bahan baku energi kita sudah
habis alias loyo. Nah inilah yang kita tidak sadari, energi kita itu terbatas
kadang kita tidak memperhitungkannya, semangat di awal tinggi dan loyo kemudian
di menit ke sekian.. karena Cuma modal semangat doang.
Semangat emang hal pertama yang
harus dimiliki di awal tetapi kesana kita harus cerdas mengefektifkan tenaga
dan dana. Fokus di produksi boleh asal kita sudah memiliki pemasukan dari yang
lain jika tidak memiliki sebaiknya produksi bertahap dan fokus pada sales.
Seperti kata Chairul Tandjung fokus di sales dulu dan Infrastruktur mengikuti
jangan dibalik, Jika ada yang mendahulukan infrastruktur dan berhasil
kemungkinan besar itu warisan alias udah ada dana pemasukan.
Urutan dalam bisnis sangat
penting, ada yang baru melangkah langsung salah ada, ada yang udah ditahap satu
berhasil tapi tahap selanjutnya bingung ada.. Yah makanya peran seorang mentor
sangat berperan. Mentor sukses sudah tahu tahapannya.. tinggal perlu uji coba
di lapangan dan jika gagal atau tidak efektif mentor juga akan mungkin tahu
letak kegagalnnya.
Jadi mengapa kita sering mendengar yang kaya
makin kaya, mungkin itu pengusaha dan yang miskin makin mengutuk, mungkin itu …….,
Pengusaha sukses sudah tahu polanya jadi kemungkinan lebih besar untuk
menggandakan uangnnya lebih besar atau percepatanya untuk investasi dalam
usahanya lebih besar. Sedangkan orang miskin yang makin miskin malah mengutuk
bukannya meniru pola. Inilah mental
block, pikirannya negatif, bilang hasil korupsilah… hasil ngepet lah.. menghujat
hanya akan menjauhkan kepada rejeki.
Padahal banyak orang sukses mau
jadi mentor juga tapi karena belum apa-apa sudah berpikiran negative bilang..
bagi-bagi ilmu aja harus bayar pelit amat.. nah udah keblock duluan, akhirnya
orang-orang sukses yang mau jadi mentor ini tidak jadi mentori dia tapi hanya
orang-orang tertentu saja yang mau.bYa terus aja seperti ini, Hingga kiamat..
ehehe..
Jika tahu cerita owner zanana
yang usianya baru 19 tahun yang kini omsetnya 200juta lebih/bulan. Dia dulu
pernah ikut ecamp (entrepreneur camp) punyanya mas Jaya Setiabudi, dia tidak
cukup uang untuk ikutan acara tersebut akhirnya jual motor vespa kesayangannya
untuk ikut acara tersebut. Walaupun uangnya masih kurang, harganya sekitar
5jutaan kalau ga salah dan jual motor vespa kurang dari itu. Karena mindset dan
mental udah kebuka dia berani menghadap mas Jaya dan bilang mau ikut ecamp tapi
uangnya kurang dari hasil jual motornya. Karena melihat mindset dan mental yang
bagus mungkin akhirnya mas Jaya membolehkannya ikut.
Hasilnya kini dia jadi jutawan mudah
dan dimentori langsung oleh mas Jaya Setiabudi. Nah sebenarnya kenapa seh kita
mesti bayar, Yah salah satu untuk merubah mindset di awal, kalau ilmunya sama
trus dibagikan yang satu acaranya berbayar dan yang satu acaranya gratisan.
Manakah yang akan lebih berdampak?
Ya, kemungkinan besar yang
berbayar, karena yang berbayar “wah udah ngeluarin uang banyak pasti ilmu ini
terbukti berhasil rugi kalau tidak dipraktekan” atau “udah mengeluarkan uang
banyak saya harus bisa menggantinya dengan ilmu ini” kalau yang gratisan paling
“tidur.. ngantuk ngomong doang” ya mirip ketika kita dengerin ceramah jumatan
atau dengar dosen menjelaskan materi. Atau yang biasa ikut seminar gratis di
kampus pasti Cuma mau snack doang trus tidur-tiduran deh.
Ya selain itu tujuaan kenapa
berbayar, ini membedakan mana yang serius dan tidak. Kalau yang serius bayar
pun pasti tidak masalah. Kan enak kalau mentorin orang yang benar mau serius
dibandingkan yang tidak minat paling bilang “ngomong doang”. Yang serius
dikasih tahu sedikit action bertubi-tubi dan yang ga serius “komentar aja”. Yah
kalau komentar doang mana tahu hasilnya.. ilmunya ga masuk-masuk
Nah tujuan berbayar juga
memisahkan antara yang serius dan tidak. Ini semacam ujian diawal yang tidak
terlihat. Karena kebanyakan sudah tumbang ditahap ini. Setidaknya walau kita
tidak punya uang kita bakal cari cara bagaimana untuk bisa ikut kalau, seperti
kita ingin sesuatu hal selama masih ada tenaga dan pikiran masih ada jalan..
Nah bagaimana sudah punya mentor bisnis?
0 komentar:
Post a Comment