Okee alasanya selangkapnya
seperti ini,
1. Yang di buku kadang kita salah
menafsirkan.
Penulis inginnya ini, kita menafsirkannya begini, ya jadinya begitu bilang bukunya “ah biasa” “ah mustahil” “apaan” dan lain sebagainya. Dengan kita belajar langsung kepada orangnya kita bisa saling Tanya-jawab sehingga ada singkronisasi.
Penulis inginnya ini, kita menafsirkannya begini, ya jadinya begitu bilang bukunya “ah biasa” “ah mustahil” “apaan” dan lain sebagainya. Dengan kita belajar langsung kepada orangnya kita bisa saling Tanya-jawab sehingga ada singkronisasi.
2. Apa yang disampaikan dibuku
tidak akan detil.
Karena target pasarnya lebih umum, misalnya buka langsung laris buku mas Jaya Setiabudi prinsipnya bisa diterapkan di offline dan online jadi bahasan tekniksnya tidak akan sedetil mungkin. Waktu ketemu mas Jaya Setiabudi beliau menjelaskan detail untuk teknis di online dan itu luar biasa banget dampaknya bagi saya. Jadi dengan ketemu langsung orangnya kita bakal dapat ilmu lanjutannya yang tidak ada dalam buku karena sebenarnya buku hanya gerbang pertama selanjutnya seharusnya ada yang namanya mentoring.
Karena target pasarnya lebih umum, misalnya buka langsung laris buku mas Jaya Setiabudi prinsipnya bisa diterapkan di offline dan online jadi bahasan tekniksnya tidak akan sedetil mungkin. Waktu ketemu mas Jaya Setiabudi beliau menjelaskan detail untuk teknis di online dan itu luar biasa banget dampaknya bagi saya. Jadi dengan ketemu langsung orangnya kita bakal dapat ilmu lanjutannya yang tidak ada dalam buku karena sebenarnya buku hanya gerbang pertama selanjutnya seharusnya ada yang namanya mentoring.
3. Unsur emosionalnya lebih dapat.
Kata mas Jaya Setiabudi Guru yang baik bukan hanya transfer ilmu tapi transfer attitude (tingkah laku) Ilmu memang penting tapi kalau attitudenya jelek, ya sama aja 0. Mana ada perusahaan yang mau menampungnya atau partner yang mau berpartner dengannya, konsumen juga pada lari. Sehingga unsur emosional seperti semangat dan tekanan yang diberikan akan lebih terasa ketika kita belajar langsung kepada orangnya. Bagaimana seorang guru dengan ekspresi penuh gairah menjeleskan kegagalan dan kesuksesannya itu akan lebih terasa dan menggugah kita dibandinkan hanya baca buku.
Kata mas Jaya Setiabudi Guru yang baik bukan hanya transfer ilmu tapi transfer attitude (tingkah laku) Ilmu memang penting tapi kalau attitudenya jelek, ya sama aja 0. Mana ada perusahaan yang mau menampungnya atau partner yang mau berpartner dengannya, konsumen juga pada lari. Sehingga unsur emosional seperti semangat dan tekanan yang diberikan akan lebih terasa ketika kita belajar langsung kepada orangnya. Bagaimana seorang guru dengan ekspresi penuh gairah menjeleskan kegagalan dan kesuksesannya itu akan lebih terasa dan menggugah kita dibandinkan hanya baca buku.
4 Percepatan.
Seorang guru mungkin akan langsung tahu apa letak kesalahan kita setelah kita konsultasi dan biasanya akan segera menyindir, melarang dan menasehati. Jika kita dengarkan dengan baik itu akan bisa menjadi percepatan luar biasa, ontohnya mungkin owner zanana yang sekarang omsetnya perbulan 200juta. Jika kita pusing dan bingung guru akan memberikan penerangan yang tidak didapat dari buku karena guru kita bisa melihat dan menganalisis apa kesalahan kita.
Seorang guru mungkin akan langsung tahu apa letak kesalahan kita setelah kita konsultasi dan biasanya akan segera menyindir, melarang dan menasehati. Jika kita dengarkan dengan baik itu akan bisa menjadi percepatan luar biasa, ontohnya mungkin owner zanana yang sekarang omsetnya perbulan 200juta. Jika kita pusing dan bingung guru akan memberikan penerangan yang tidak didapat dari buku karena guru kita bisa melihat dan menganalisis apa kesalahan kita.
5. Guru bisa
menjadi pendukung kita yang tidak didapatkan diluar.
Mungkin orang yang lebih tahu tentang kita mungkin guru kita, kadang kita tidak bisa mengeluh kepada orang lain ataupun keorang terdekat tentang kondisi bisnis kita, Tapi guru bisa menjadi tempat curahan hal tersebut karena guru telah duluan mengalami hal tersebut dan telah merasakannya. Kadang atau malahan sebenarnya kita sebagai pengusaha hanya butuh dukungan tapi kadang orang terdekat kita malah menjauhi kita, Nah guru bisa melakukan hal tersebut tempat kita memperoleh dukungan. Kata mas Jaya Setiabudi kalau kita sudah mendapatkan dukungan hatinya dengan sendirinya modal uang juga didapat.
Mungkin orang yang lebih tahu tentang kita mungkin guru kita, kadang kita tidak bisa mengeluh kepada orang lain ataupun keorang terdekat tentang kondisi bisnis kita, Tapi guru bisa menjadi tempat curahan hal tersebut karena guru telah duluan mengalami hal tersebut dan telah merasakannya. Kadang atau malahan sebenarnya kita sebagai pengusaha hanya butuh dukungan tapi kadang orang terdekat kita malah menjauhi kita, Nah guru bisa melakukan hal tersebut tempat kita memperoleh dukungan. Kata mas Jaya Setiabudi kalau kita sudah mendapatkan dukungan hatinya dengan sendirinya modal uang juga didapat.
Asyik kan? Karena pengusaha juga ingin
dimengerti.. Ciee
0 komentar:
Post a Comment