sumber: etiennechabot.com |
Bagi pembuat artikel profesional tidak heran mengapa selalu membuat target pembacanya tertarik dengan tulisannya. Target pembacanya bisa betah berlama-lama menelusuri artikel demi artikelnya dan membacanya. Sajiannya selalu membuat dia sulit bergerak dari bacaanya. Ya pembuat artikel professional seperti jurnalis ataupun penulis professional tahu apa yang membuat pembacanya tertarik. Perpaduan antara ilmu psikologi, ilmu persuasi, copywriting dan marketing adalah yang menjadi senjata pokok mereka.
Mereka tidak sembarang menulis,
seperti halnya ilmu marketing, kita harus tahu apa kebutuhan, keinginan,
masalah, harapan, cita-cita target pembacanya. Itu menjadi hal utama yang harus
dikuasasi, dengan tahu hal tersebut itu akan membuat tulisannya menarik
dipikirannya target pembacanya. Contohnya saja masalah, coba cari saja anda di
Google, hampir semua kata kunci berhubungan dengan masalah yang sedang dialami
oleh pencari kata kunci tersebut. Contohnya mungkin temen-temen pembaca artikel
ini, ada yang googling bagaimana cara meningkatkan omset, bagaimana cara
membuat brand, bagaiman cara membuat logo, bagaimana… bagaimana… dan masalah
lainnya berhubungan dengan khusus di bidang usaha kalau masalah pengusaha.
Google sejatinya adalah prodak
penjawab masalah, mencoba memberikan jawaban dari masalah pencari kata kunci.
Jadi Google laku karena masalah dan pembuatnya sadar bahwa prodak yang bagus
adalah solusi dari masalah orang atau konsumen. Jadi jika temen-temen bikin
prodak fokuslah menjadi prodak pemecah masalah. Kebanyakan yang terjebak
orang-orang kadang terlalu muluk-muluk pengen bikin prodak yang wah seperti
prodak aple, senjata ajaib, pokoknya inovasi-inovasi muluk-muluk. Padahal
prodak yang bagus kadang muncul dari masalah kecil yang belum ada solusinya.
Contohnya Google sendiri, mencoba bagaimana menjadi mesin pencari di alam gaib (internet) atau air mineral yang dikemas ke dalam botol yang menjadi solusi atas permasalahan haus saat di jalan yang kini membuat perusahaannya atau pendirinya jadi kaya raya. Kecuali jika anda bener-bener jenius seperti Einstein yang bisa menciptakan bom atom. Jadi hal pertama kenapa kita belum bisa menghasilkan dari internet kita terlalu muluk-muluk tentang penciptaan prodak. Atau terlalu muluk-mulu tentang usaha. Kata Coach Dewa Usaha itu sederhan oranglah/ownerlah yang membuatnya menjadi rumit.
Contohnya Google sendiri, mencoba bagaimana menjadi mesin pencari di alam gaib (internet) atau air mineral yang dikemas ke dalam botol yang menjadi solusi atas permasalahan haus saat di jalan yang kini membuat perusahaannya atau pendirinya jadi kaya raya. Kecuali jika anda bener-bener jenius seperti Einstein yang bisa menciptakan bom atom. Jadi hal pertama kenapa kita belum bisa menghasilkan dari internet kita terlalu muluk-muluk tentang penciptaan prodak. Atau terlalu muluk-mulu tentang usaha. Kata Coach Dewa Usaha itu sederhan oranglah/ownerlah yang membuatnya menjadi rumit.
Selanjutnya penulis professional tahu
apa yang target pembacanya inginkan. Butuhkan dan inginkan tentu berbeda, itu
yang mesti kita catat. Contohnya mobil mungkin sesuatu yang kita inginkan tapi
belum tentu kita butuhkan jika saat ini kita belum punya dana untuk membeli dan
merawat mobil. Tapi yang diingikan akan menjadi dibutuhkan jika hal tersebut bisa
untuk memaksimalkan usaha tentu dengan dana yang mencukupi. Sesuatu yang
dinginkan menjadi menarik bagi target pembacanya atau konsumennya ketika kita
belum bisa mendapatkannya. Seperti kita dapat mobil impian atau pasangan
impian. Nah hal tersebut bisa menjadi bahan tulisannya. Sesuatu yang diinginkan
mungkin bisa menjadi hal bagus sekaligus menjadi hal buruk.
Hal bagus jika dijadikan motivasi untuk bekerja dan berusaha lebih giat tapi hal buruk jika kita malah terlena dan buang-buang waktu seperti membaca lama-lama terus artikel tentang mobil tersebut artinya itu membuang waktu Atau nonton televisi tentang motivasi karena terlalu lama berdiam televisi malah itu menjadi tidak produktif. Satu lagi contohnya biar greget.. terlalu lama nonton FTV atau sinetron tentang suami atau pasangan idaman, eh malah terlena akhirnya malas-malasan. Ya hal kedua kenapa kita tidak atau belum menghasilkan dari internet kita terlalu terlena dengan suguhan-suguhan yang disajikan internet seperti membaca sosmed berlama-lama, membaca berita yang tidak ada hubungan dengan usahanya.
Akhirnya kita terjebak jadi penikmat bukannya pembuat atau penghasil. Ya internet begitu menggoda menjadikanya kita susah move on darinya. Coba sadar mulai sekarang.. Internert begitu luar biasanya segala ada disana jika kita memanfaatkannya dengan maksimal itu akan lain certia, diluar sana atau didekat anda sudah banyak orang menghasilkan uang perharinya hingga ratusan juta dari internet. Itu kenikmatan sesungguhnya dari internet bukan kenikmatan semu yang hanya membuang waktu. Minimal bisa berbagi ilmu di internet itu juga bagus.
Hal bagus jika dijadikan motivasi untuk bekerja dan berusaha lebih giat tapi hal buruk jika kita malah terlena dan buang-buang waktu seperti membaca lama-lama terus artikel tentang mobil tersebut artinya itu membuang waktu Atau nonton televisi tentang motivasi karena terlalu lama berdiam televisi malah itu menjadi tidak produktif. Satu lagi contohnya biar greget.. terlalu lama nonton FTV atau sinetron tentang suami atau pasangan idaman, eh malah terlena akhirnya malas-malasan. Ya hal kedua kenapa kita tidak atau belum menghasilkan dari internet kita terlalu terlena dengan suguhan-suguhan yang disajikan internet seperti membaca sosmed berlama-lama, membaca berita yang tidak ada hubungan dengan usahanya.
Akhirnya kita terjebak jadi penikmat bukannya pembuat atau penghasil. Ya internet begitu menggoda menjadikanya kita susah move on darinya. Coba sadar mulai sekarang.. Internert begitu luar biasanya segala ada disana jika kita memanfaatkannya dengan maksimal itu akan lain certia, diluar sana atau didekat anda sudah banyak orang menghasilkan uang perharinya hingga ratusan juta dari internet. Itu kenikmatan sesungguhnya dari internet bukan kenikmatan semu yang hanya membuang waktu. Minimal bisa berbagi ilmu di internet itu juga bagus.
Next, Intinya prodak berhubungan
dengan Kebutuhan dan keinginan (bahasa marketingnya Needs and Wants) Jadi jika
bikin prodak kita mesti berhubungan dengan hal tersebut. Selanjutnya kenapa
penulis professional bisa membuat menarik target pembacanya ini berhubungan
dengan ilmu psikologi, persuasi dan Copywriting. Ketiga hal tersebut intinya
sama tentang persuasi, bagaimana membuat kerangka tulisan yang benar sesuai
dengan pola otak yang disukai, Pemilihan kata-kata yang tepat (karena bahasa
berbentuk makanya semakin mengena dengan hati pembaca semakin baik bentuknya,
bentuk bahasa seperti pedas contohnya dasar pengangguran, kasar contohnya b*go,
T*olol, halus contohnya silakan mba.. mas.. dan lainnya) Dengan gabungan semua
hal diatas itu akan menjadi tulisan yang Luar biasa untuk target pembacanya.
Tidak heran berita-berita yang tidak benar jika ditulis oleh penulis profesioanal
seperti jurnalis Koran atau televise bisa menyesatkan pembacanya.
Mereka tahu cara persuasi tapi
isinya mereka sesatkan, Bahayanya kita terombang ambing dilautan informasi yang
kita tidak bisa jangkau sehingga kita tidak bisa action Cuma bisa mengeluh
seperti protes ke pemerintah Cuma via ocehan coba jadikan tulisan kemudian tulis
di blog atau kirimkan ke surat kabar selain aspirasi bisa tersampaikan mungkin
akan menjadi pundi-pundi uang juga. Jadi kenapa kita belum bisa menghasilkan
dari internet karena kita salah memilih informasi.
Pintar-pintarlah memilih dan memilah informasi agar menjadi percepatan kesusksesan bukanyanya malah menyesatkan. Terlalu banyak informasi dari jaman sekarang, Televisi, Koran dan apalagi internet. Salah memilih kita malah the End. Tips nya pilih satu tokoh yang bisa jadi panutan kemudian tiru dan hiraukan yang lain. Baru perlahan-lahan informasi lain kita saring juga. Contoh saya biasanya tokoh panutan pengusaha saya adalah Jaya Setiabudi, Dewa Eka Prayoga, Ippho Santosa, Yeheskiel Zebua, selain terbukti berhasil juga kita bisa jangkau alias kita bisa belajar darinya dan meniru polanya.
Pintar-pintarlah memilih dan memilah informasi agar menjadi percepatan kesusksesan bukanyanya malah menyesatkan. Terlalu banyak informasi dari jaman sekarang, Televisi, Koran dan apalagi internet. Salah memilih kita malah the End. Tips nya pilih satu tokoh yang bisa jadi panutan kemudian tiru dan hiraukan yang lain. Baru perlahan-lahan informasi lain kita saring juga. Contoh saya biasanya tokoh panutan pengusaha saya adalah Jaya Setiabudi, Dewa Eka Prayoga, Ippho Santosa, Yeheskiel Zebua, selain terbukti berhasil juga kita bisa jangkau alias kita bisa belajar darinya dan meniru polanya.
Sukses berpola, Gagal berpola dan
Sukses juga berproses. Yeheskiel Zebua.
Jadi kalau mau sukses ikuti
polanya dan jalani prosesnya jangan maunya instan. Ingat Mie instan juga
bikinya ga instan.
0 komentar:
Post a Comment