Sedang cari investor ?
Cari investor tanah, cari investor perumahan, cari investor asing, cari investor usaha, cari investor proyek, cari investor property bisnis, cari investor usaha kecil, cari investor pembeli tanah hingga Air, udara.. hehe, Jika jawabanya Ya semua berarti anda harus mempersiapkan hal ini.
Sering melihat kasus yang Cuma hanya
bermodalkan ide dan menawarkan ide tersebut kepada investor untuk membuka
usahanya. Menganggap idenya dia adalah ide hebat dan jika dilaksanakan bakal
berhasil.
Alasannya dia tidak action dari idenya adalah karena tidak punya modal jadi dia tawarkan idenya ke investor, dengan penuh idealisnya dan berharap bakal diterima. Dan ketika ditanya idenya apa? Mereka biasanya enggan mencertikannya alasannya “takut dijiplak idenya kalau diceritakan”.
Alasannya dia tidak action dari idenya adalah karena tidak punya modal jadi dia tawarkan idenya ke investor, dengan penuh idealisnya dan berharap bakal diterima. Dan ketika ditanya idenya apa? Mereka biasanya enggan mencertikannya alasannya “takut dijiplak idenya kalau diceritakan”.
Jadi biasanya mereka yang seperti
ini sering terjadi di seminar dan bertanya kepada pembicarnya, pertanyaan
seperti ini “pa saya punya ide bisnis tapi gak punya modal kalau cara cari
investor gimana ya?” sadar tidak sadar pertanyaan seperti ini sering muncul
diseminar-seminar.
Pembicara biasanya akan tersenyum dan balik Tanya “usahanya sudah dibuka? Udah sampai mana?”. “Justru karena itu pa saya ga punya modal jadi saya cari investor dan sekarang belum dibuka” “lalu idenya apa?”
“wah pa idenya takut dicontek pa kalu dishare disini, jadi gimana caranya saya dapat investor” mungkin pembicarnya akan tersenyum dan jawab “kalau saya jadi investor saya ga akan invest ke anda bahkan saya akan berpikir berkali-kali kalau mau invest ke anda”
Pembicara biasanya akan tersenyum dan balik Tanya “usahanya sudah dibuka? Udah sampai mana?”. “Justru karena itu pa saya ga punya modal jadi saya cari investor dan sekarang belum dibuka” “lalu idenya apa?”
“wah pa idenya takut dicontek pa kalu dishare disini, jadi gimana caranya saya dapat investor” mungkin pembicarnya akan tersenyum dan jawab “kalau saya jadi investor saya ga akan invest ke anda bahkan saya akan berpikir berkali-kali kalau mau invest ke anda”
Sadar tidak sadar hal ini sering
terjadi, lalu sebenarnya apa yang salah? Atau apa maksud dari pembicar
tersebut? Baik kita bahas dulu dari sudut pandang si punya ide ini yang pengen
cari investor yang hanya bermodal ide yang dianggapnya idenya bagus.
Tipe orang seperti ini biasanya datang dari tipe anak sekolahan yang ga pernah action alias Cuma tahu teori dari bangku pendidikannya. Sudut pandang selalu dimulai dari ide “bikin prodak apa ya?” atau “saya punya konsep ide cemerlang neh tentang inovasi sebuah prodak”
Sudut pandang biasanya terbatas hanya kepada menciptakan. “Bikin ini kayanya bakal keran neh” setelah dapat ide, dia tidak memulainya karena tidak punya dana, jadi cara tercepat ya cari investor.
Tipe orang seperti ini biasanya datang dari tipe anak sekolahan yang ga pernah action alias Cuma tahu teori dari bangku pendidikannya. Sudut pandang selalu dimulai dari ide “bikin prodak apa ya?” atau “saya punya konsep ide cemerlang neh tentang inovasi sebuah prodak”
Sudut pandang biasanya terbatas hanya kepada menciptakan. “Bikin ini kayanya bakal keran neh” setelah dapat ide, dia tidak memulainya karena tidak punya dana, jadi cara tercepat ya cari investor.
Karena dia tidak punya pengalaman
lapangan makanya dia selalu menyimpannya rapat-rapat idenya tersebut tanpa
action dan berharap dapat investor alhasil tidak ada progres. Ketika ada moment
dimana bertemu seorang yang menurutnya bisa dijadikan investor kemudian dia
menawarkan konsep idenya.
Tapi jawabannya selalu sama “kalau saya jadi investor saya ga akan invest ke anda bahkan saya akan berpikir berkali-kali kalau mau invest ke anda” dia menganggap para calon investornya pelit yang mau dijadikan partner hanya orang terdekatnya. Oke itu hanya scenario terjelek saja kurang lebih bakal begitu. Lalu dimana letak salahnya? Okee sebelumnya kita bahas sudut pandang calon investor yang menolaknya dulu.
Tapi jawabannya selalu sama “kalau saya jadi investor saya ga akan invest ke anda bahkan saya akan berpikir berkali-kali kalau mau invest ke anda” dia menganggap para calon investornya pelit yang mau dijadikan partner hanya orang terdekatnya. Oke itu hanya scenario terjelek saja kurang lebih bakal begitu. Lalu dimana letak salahnya? Okee sebelumnya kita bahas sudut pandang calon investor yang menolaknya dulu.
Seorang investor biasanya adalah
seorang pengusaha juga yang tentu sudah memiliki pengalaman nyata di dunia
usaha. Dalam usaha yang perlu anda sadari ada prinsip membangun usaha itu tidak
mudah perlu namanya konsistensi dan kesabaran. Karena yang namanya menjaga
konsistensi itu tidak mudah.
Prinsip konsistensi sangat penting dalam usaha, Konsistensi adalah ilmu branding pernah saya bahas dalam artikel sebelumnya. Dalam menciptakan brand, Branding memerlukan waktu yang lama, baik biar tidak bingung saya jelaskan lagi sedikit tentang Branding. Brand menurut pak subiakto hubungan emosional antara prodak dengan penggunanya. Sedangkan Branding adalah prosesnya bagaimana bisa tercipta hubungan emosional antar prodak dan penggunanya tersebut.
Prinsip konsistensi sangat penting dalam usaha, Konsistensi adalah ilmu branding pernah saya bahas dalam artikel sebelumnya. Dalam menciptakan brand, Branding memerlukan waktu yang lama, baik biar tidak bingung saya jelaskan lagi sedikit tentang Branding. Brand menurut pak subiakto hubungan emosional antara prodak dengan penggunanya. Sedangkan Branding adalah prosesnya bagaimana bisa tercipta hubungan emosional antar prodak dan penggunanya tersebut.
Branding tercipta dimulai dari
diffferentsiasi atau perbedaan yang dikomunikasikan. Perbedaan itu terbagi dua
what atau apa perbedaan fisiknya dan who dan jadi siapa prodak tersebut. Kalau
bahasa politiknya bisa dibilang proses menanam citra positif. Contoh sederhanya
seperti memasukan citra atau ruh maco kepada moter Harley.
Dalam proses memasukan ruh kepada prodak tentu tidak dibentuk satu hari dua hari perlu bisa hampir tahunan agar tercipta brand yang yang disadari atau dikenal. Nah kuncinya KONSISTENSI bagaimana terus menerus mengkomunikasikan differentsiasi atau perbedaa tersebut kepada khalayak. Mereka secara konsistensi membentuknya agar tercipta pengguna motor Harley adalah maco. Cara seperti dengan atributnya bagaimana pengguna motor Harley bertato, otot besar, jaket kulit, kaca mata, celana jeans dan lainya.
Dalam proses memasukan ruh kepada prodak tentu tidak dibentuk satu hari dua hari perlu bisa hampir tahunan agar tercipta brand yang yang disadari atau dikenal. Nah kuncinya KONSISTENSI bagaimana terus menerus mengkomunikasikan differentsiasi atau perbedaa tersebut kepada khalayak. Mereka secara konsistensi membentuknya agar tercipta pengguna motor Harley adalah maco. Cara seperti dengan atributnya bagaimana pengguna motor Harley bertato, otot besar, jaket kulit, kaca mata, celana jeans dan lainya.
Nah apapun prodaknya perlu adanya
proses branding yang memerlukan KONSISTENSI walaupun prodak bagus contohnya
prodak aple di awal-awal tidak sukses karena berhasil konsisten dan berhasil
membranding prodaknya akhirnya laris dan booming, begitu juga dengan motor Harley
jika tahu cerita dan sejarahnya motor Harley pernah akan bangkrut karena
penjualan tidak sesuai harapan, Penyebabnya karena brand Harley belum sangat
kuat ketika waktu itu Harley mau tutup.
Pemiliknya akhirnya menemukan
solusi agar tidak tutup pabriknya, prodaknya harus terjual, maka terciptalah
ide bahwa pegawai Harley wajib pakai Harley. Jadi ketika pegawai Harley keluar
menuju pabriknya ada banyak motor Harley beriringan. Lalu diciptakan pulalah
ritual sebelum datang ke kantornya berkumpul dan berjalan beberangan menuju
kantor.
Bagaimana tidak berisik begitu banyak motor Harley dengan suaranya tiap pagi di jalan menciptakan moment yang seperti anda sering lihat di televise bagaimana pengendara motor Harley jalan beriringan garang dan maco. Dari sanalah mulai tercipta loyalitas terhadap brand Harley sehingga brand Harley makin kuat hingga sekarang, Bahkan sebagai pengguna yang sangat loyal terhadap brandnya.
Bagaimana tidak berisik begitu banyak motor Harley dengan suaranya tiap pagi di jalan menciptakan moment yang seperti anda sering lihat di televise bagaimana pengendara motor Harley jalan beriringan garang dan maco. Dari sanalah mulai tercipta loyalitas terhadap brand Harley sehingga brand Harley makin kuat hingga sekarang, Bahkan sebagai pengguna yang sangat loyal terhadap brandnya.
Nah membangun usaha terutama
membangun Brand perlu adanya konsistensi, jika tidak konsisten brand akan
memudar dan hilang, membangun konsistensi sangatlah tidak mudah jika berhasil
berarti kita sudah mulai membangun brand yang bagus. Brand yang bagus terdapat juga tim pembuat yang bagus
karena bisa konsisten. Ingat dalam usaha bisa bertahan lama berarti
manajemannya sangatlah bagus alias sudah teruji.
Jadi jika kita ingin dapatkan
investor jangan Cuma tawarkan ide tapi konsistensi anda bagaimana anda mulai
membangun ide atau gagasan anda, Ga usaha muluk-muluk mulailah dari yang anda
bisa jangkau dulu dan konsisten itu adalah modal medapatkan kepercyaan
investor. Kita konsisten dengan baik bakal ada suatu saat yang melirik anda
tanpa anda tawarkan juga.
Contohnya Tokopedia baru dapat
dana investor Milyaran setalah dua tahun merintis begitu juga bukalapak. Saat merintis
tentu berdarah-darah dana yang sangat terbatas plus sumber daya yang sangat
terbatas juga. Dengan segala keterbatasnnya Mereka tetap konsisten hingga
akhirnya Brand mereka muncul, jika sudah begitu investor akan berdatangan.
Investor tidak butuh ide anda
mereka butuh kekonsistenan anda dalam membangun ide anda. Semua ide bisnis itu
bagus Cuma yang membedakan adalah kekonsistenan kita sebagai perintisnya.
Contohnya hanya menjual air mineral kini menjadi sesuatu yang besar yang bernama "aqua" tentu setelah
mereka konsisten membangunnya.
0 komentar:
Post a Comment