Kemaren saya baru lihat lagi
status Suhu Jaya Setiabudi menuliskan “Image versus Impact”. Katanya Pencitraan
yang digenjot berlebih hanya akan menimbulkan kekecewaan jika tidak dibarengi
dengan impact yang diperoleh.
Saya kini makin paham setelah melihat banyak kasus dari sharing yang biasa saya lakukan dengan temen-temen yang konsultasi dengan saya “Mengapa usaha saya tidak berkembang?”
Saya kini makin paham setelah melihat banyak kasus dari sharing yang biasa saya lakukan dengan temen-temen yang konsultasi dengan saya “Mengapa usaha saya tidak berkembang?”
Banyak yang menanyakan ke saya
kenapa usaha saya tidak berkembang ya? Dan mengapa ya awalnya usaha saya rame
kok sekarang tidak? Peyebabnya memang banyak faktor diantaranya yang utamanya
adalah salah strateginya.
Terlalu fokus di Pencitraan tanpa memperkuat prodak atau konten sehingga manfaat dari prodak dan konten tidak terlalu dirasakan. Tapi kok saya berhasil seh mas? Memang itu bisa berhasil tapi Cuma diawal saja saat telah mencoba alhasil karena kecewa tidak sesuai dengan yang digembor-gemborkan dii klan meraka tidak mau beli lagi. #Kapok
Terlalu fokus di Pencitraan tanpa memperkuat prodak atau konten sehingga manfaat dari prodak dan konten tidak terlalu dirasakan. Tapi kok saya berhasil seh mas? Memang itu bisa berhasil tapi Cuma diawal saja saat telah mencoba alhasil karena kecewa tidak sesuai dengan yang digembor-gemborkan dii klan meraka tidak mau beli lagi. #Kapok
Apalagi kasus pengusaha pemula
seperti yang biasa saya bahas kalau diawal fokus branding (pencitraan) tanpa
memperkuat prodak dan kontennya kombinasi maut kebangkrutan.
Sudah ga banyak duit fokus dibranding yang perlu banyak mengeluarkan uang, Ga fokus di awal tentang cash flow pemasukan, Prodak yang asal-asalan, sudahlah itu tinggal nunggu waktu yasinan hehe..
Sudah ga banyak duit fokus dibranding yang perlu banyak mengeluarkan uang, Ga fokus di awal tentang cash flow pemasukan, Prodak yang asal-asalan, sudahlah itu tinggal nunggu waktu yasinan hehe..
Jadi harusnya seperti apa mas?
Fokus dibagian dimana
menghasilkan uang mulai bertahap branding setalah pemasukan mulai jelas
kemudian, ujung tombaknya adalah prodak atau konten yang berkualitas.
Ingat-ingat kalimat ini “Prodak yang bagus akan memasarkan dirinya sendiri”
Karena kalau orang puas mereka akan merekomendasikan prodak tersebut kepada
orang lain.
Ingat Juga, mereka juga akan merekomendasikan kepada orang lain kalau prodak tersebut jelek juga. Jadi pastikan prodak anda memberikan manfaat melebihi yang gembor-gemborkan oleh iklan.
Ingat Juga, mereka juga akan merekomendasikan kepada orang lain kalau prodak tersebut jelek juga. Jadi pastikan prodak anda memberikan manfaat melebihi yang gembor-gemborkan oleh iklan.
Contoh kasusnya adalah seperti
yang dijelaskan Suhu Jaya Setiabudi di statusnya, Mas Jaya ceritanya naik
kereta api bisnis, setahunya dalam iklan (pencitraan) kelas bisnis kini telah
ber AC tapi kok gerah gini ga ada AC. Ya begitulah yang ada kekecewaan.
Nah jadi sebaiknya di awal Fokus
memberikan manfaat sebesar-besarnya dengan sendirinya Image akan terbentuk
dengan sendirinya dan membuat bisnis akan berkembang.
Nah contohnya Coach Dewa Eka Prayoga berusaha menghadirkan buku berkualitas agar pembelinya memperoleh manfaat yang memuaskan. Dengan sendirinya mereka akan merekomendasikan kepada orang lain buktinya adalah banyak testimony yang muncul.
Nah contohnya Coach Dewa Eka Prayoga berusaha menghadirkan buku berkualitas agar pembelinya memperoleh manfaat yang memuaskan. Dengan sendirinya mereka akan merekomendasikan kepada orang lain buktinya adalah banyak testimony yang muncul.
Tapi perlu digaris bawahi juga
untuk tulisan di atas bagi yang mau mulai usaha jangan terjebak dengan prodak
berkualitas yang akhirnya membuat kita mentok ga buka-buka usaha atau ga
jual-jualan tapi diam terus ditempat bagaimana menciptakan prodak yang
berkualitas.
Semua itu butuh proses Samsung pun dulu hanya perusahaan kulkas yang dicibir sebelah mata oleh Sony perusahaan jepang tapi kini Samsung menjadi raksasa dunia sekelas Apple. Jadi jangan terjebak juga dengan kata-kata menciptakan prodak berkualitas.
Semua itu butuh proses Samsung pun dulu hanya perusahaan kulkas yang dicibir sebelah mata oleh Sony perusahaan jepang tapi kini Samsung menjadi raksasa dunia sekelas Apple. Jadi jangan terjebak juga dengan kata-kata menciptakan prodak berkualitas.
Semua butuh proses kuncinya
adalah Action dulu jangan banyak alasan dan penundaan. Jika kita belum bisa
menciptakan prodak berkualitas, kita bisa dengan memberikan pelayanan memuaskan
atau konten yang bermanfaat.
Sambil Learning by doing dan terus berinovasi menciptakan prodak berkualitas. Usaha yang baik adalah yang segara dibuka bukan ditanyakan melulu- Jaya Setiabudi.
Sambil Learning by doing dan terus berinovasi menciptakan prodak berkualitas. Usaha yang baik adalah yang segara dibuka bukan ditanyakan melulu- Jaya Setiabudi.
Logo brand Aple pun berproses
hingga saat ini begitu pula dengan prodaknya. Yang perlu kita lakukan action
dan terus memperbaiki dan berkembang. Jangan terjebak di alasan dan penundaan.
Itulah penyakit para pengusah. Kerjakan apa yang bisa dilakukan banyak
memberikan manfaat dengan sendirinya image akan terbentuk.
Hampir semua pengusaha memulai usahanya dengan keterbatasan.
Berhentilah mengeluh "Saya nggak punya modal." Mengeluh tidak ada
modal, itu hanya menunjukkan ketidak-gigihan kita dan ketidak-kreatifan kita. Ippho
Santosa
0 komentar:
Post a Comment