Atau apa seh yang membuat produk jadi mahal? Jawabannya sangat sederhana tapi orang-orang selalu melewatkan unsur ini. Kecuali bagi mereka yang benar-benar paham tentang dunia Pemasaran. Unsur inilah unsur yang terpenting.
SEKALI LAGI SAYA TEKANKAN TERPENTING. Jika teman-teman melewatkan unsur ini maka saya anggap produk itu GAGAL alias tidak akan bertahan lama. Unsur dasar ini lah penentu segalanya dari mulai produk hingga pemasaran.
Semakin kuat unsur ininya semakin mungkin tercipta produk yang hebat. Ayo apa hayo? Sebenarnya ilmu ini ilmu paling mahal.. jika benar-benar bisa menarapkannya dengan benar anda sudah bakal bisa jadi pemasar yang handal. Jawabannya adalah “differentsiasi” atau faktor pembeda.
Dari kata itu semuanya dimulai jika ingin menciptakan produk hebat. Semakin beda dan semakin susah ditiru maka semakin bagus disebutnya ‘UNIK’. Tapi produk unik sangat susah dibikin, dulu produk unik salah satunya produk Handphone iphone karena susah ditiru tapi sekarang jaman sudah beda semua sudah canggih. Bahkan pesawat terbang supercanggihpun sekarang bisa ditiru.
Produk yang benar-benar bisa berbeda atau disebutnya UNIK sekarang Cuma produk ciptaan ALLAH SWT. Salah satu ciptaanya adalah Manusia. Tidak ada yang bisa mencopy Nabi Muhammad SAW, Tidak ada yang bisa mengcopy Michle Jackson, Habibie, Muhammad Ali, steve Jobs, Bill gates, dll.
Mereka Cuma satu sisanya KW.. karena meraka Unik. Tapi pada dasarnya semua manusia itu berbeda Cuma kita saja yang kadang-kadang ikut-ikutan. Ga pede jadi diri sendiri “setiap orang itu unik kitanya yang nyama-nyamain”
Akhir dari “pembeda” sebuah produk adalah menjadi pemimpin pasar. Pembeda yang terus-menerus dikomunikasikan dengan konsisten akan tertanam dalam benak konsumen sehinngga nantinya produk tersebut dapat mudah dikenali. Bahasan “pembeda” sebenarnya panjang sekali. Tapi mari saya coba buat sederhana dan bisa dipahami.
Kenapa seh produk mesti beda, Saya bahas mulai dari cara kerja otak. Ada bagian otaknya yang cara kerjanya mengorganisir atau mengkelompok-kelompokan. Jika produk anda sama maka produk anda akan masuk dalam kotak yang sama dengan produk lain.
Misal produk anda keripik singkong, Jika anda bikin produk keripik dengan ukuran lada, dengan otomatis otak mengelompokan “oh produknya sama kaya ma Icih..
dengan otomatis otak menyimpanya dalam kotak memory yang sama dengan ma Icih.. yaudah kita sebut ma Icih Kw.. karena otak tidak bisa melihat perbedaan yang mencolok” Cuma beda merk.
Kalau beda merk doang bakal gampang lupa kaya kita kenalan yang diingat muka nama kebanyakan lupa.
Karena muka semua orang berbeda. Atau simpelnya produk keripik lada itu berada diurutan kedua dan yang pertama adalah Ma Icih dalam satu kotak memory yang sama.
Beda hal nya dengan keripik singkong asem, Wah dengan jelas produk anda bakal disimpen di kotak memory yang baru. Karena sesuatu baru makanya otak memisahkannya. Setidaknya nama merknya bisa lupa. Tapi ingatan rasa beda bakal diingat. Semakin berbeda semakin muda diingat, Kaya ingat orang aja “oh pa Ahmad yang kumisan itu ya” Otak akan menghubungkan nama denga perbedaanya.
Sebenarnya ini adalah ilmu branding. Ikatan emosional antara produk dengan penggunanya karena perbedaan suatu produk. Disitulah awal terbangun brand produk anda. Dalam membangun perbedaan suatu prodak terbagi dua, Perbedaan fisik (apanya yang beda) yang kedua perbedaan emosional ( kalau kamu pakai produk ini kamu jadi siapa).
Dalam menciptakan sebuah produk unsur tersebut harus ada. Tapi permasalahnnya membangun unsur emosionalnya untuk jadi siapa tidak gampang dan cepat. Makanya perlu komunikasi/promosi terus menerus yang memakan dana yang banyak
Ketika kamu pakai mobil MERCY, maka orang langsung melihat kamu siapa tanpa perlu bicara.. brand yang sudah melekat.
Intinya inovasi ga usah muluk-muluk.. Teman saya aja yang juara 1 wirausaha mandiri tingkat jabar.. inovasinya sederhana.. Lumpiah basah seafood hehe..bedanya di tambahin makanan seafood..
Jadilah berbeda karena suatu saat yang lain bakal ngikutin..
Be contrast !
Keberuntungan akan berpihak kepada mereka terus-menerus mencoba, terus-menerus belajar & terus-menerus beramal. -Ippho Santoso-
0 komentar:
Post a Comment