Kesalahan pengusaha pemula yang sering dilakukan adalah
Langsung melakukan sistemasi. Jika kurang paham maksudnya adalah di awal bisnis
Fokus pada pembuatan system pekerjaan. Padahal sistemasi adalah tahapan ketiga
dalam bisnis atau tahap pengeluaran dimana kita bakal banyak mengeluarkan uang
seperti biaya operasional system. Pantas saja bangkrut kita karena kita di awal
fokus pengeluaran harus nya Fokus bagaiamana mendapatkan penghasilan yaitu di
Makerting seperti persuasi dan selling.
Selanjutnya adalah Loncat-loncat, Terlalu banyak informasi
yang masuk sehingga kita memasukan informasi bisnis apapun yang masuk padahal
kita belum perlu seperti informasi tentang sistemasi di awal. Bukannya tambah
cepat melaju yang ada bingung. Kita di awal langsung meloncat ke system otomatis
pondasi lemah kalau gitu siap-siap bangkrut.
Coba renungkan dan intropeksi padah tahap mana sekarang dan
Fokus di situ sampai khatam alias paham betul dan sukses pada tahap tersebut
baru melaju ke tahap selanjutnya. Kalau gitu kan pondasi jadi kokoh.
Mungkin bingung memang tahapan bisnis apa aja, Oke ini
jawabannya saya juga menerapkan ini yaitu 5 Tangga bisnis Jaya Setiabudi. Kalau
urusan persuasi dan selling Coah Dewa Eka Prayoga jagonya tapi urasan sistemasi
mas Jaya setiabudi jagonya.
5 TANGGA BISNIS
Bisnis seperti menaiki tangga, ada tahapan-tahapannya.
Masing-masing tahapan ada ilmunya. Tak ada yang benar atau salah di setiap
metode bisnis, yang ada adalah konsekuensi dari tindakan yang kita pilih.
Kebanyakan calon pengusaha atau pengusaha pemula merasa ‘gamang’
seolah berada di lorong yang gelap; mau kemana, sekarang dimana, lewat mana
yang terdekat, apa yang harus dipelajari sekarang?
5 Tangga Bisnis saya buat untuk mempermudah Anda memetakan kondisi
bisnis Anda dan materi-materi apa saja yang perlu Anda pelajari saat ini. Cukup
fokus mempelajari ilmu yang diperlukan di tiap tahapan dan praktikkan.
5 Tangga Bisnis itu adalah:
1. STARTING
Kenapa banyak sarjana manajemen bisnis tidak menjadi pengusaha? Karena terlalu banyak ilmu yang mereka pelajari, sebelum praktik, sehingga membuat mereka ketakutan sendiri.
Untuk usaha pertama, jangan banyak berhitung. Cari cara
bagaimana memulai secepat mungkin, sebelum momentum Anda drop. Meski Anda punya
warisan yang besar, belajarlah memulai usaha dengan modal seminimum mungkin.
Hal ini akan berpengaruh pada pola pikir Anda sebagai pengusaha.
Fokuskan 80% upaya Anda pada penjualan atau menguasai pasar dan
hindari ribetnya produksi. Genjot promosi, ratakan distribusi di area terbatas
secepat mungkin. Genjot omzet dengan pembayaran yang bagus. Margin boleh tipis,
yang penting pembayaran (cashflow) lancar. Raih angka impas operasional (BEP)
secepat mungkin.
Fokus materi:
• Entrepreneur mindset.
• Basic negotiation.
• Selling skill.
• Uji Ngangenin; Ide >> Uji >> Evaluasi >> Perbaiki >> Uji hingga ngangenin.
• Packaging for UKM.
• Merek yang Ngetop.
• Sistem ‘distribusi = promosi’ untuk pemula.
• Strategi harga ke distributor (reseller).
• Viral marketing.
• Menata keuangan yang sederhana.
• Badan hukum, perijinan, merek dagang.
• Entrepreneur mindset.
• Basic negotiation.
• Selling skill.
• Uji Ngangenin; Ide >> Uji >> Evaluasi >> Perbaiki >> Uji hingga ngangenin.
• Packaging for UKM.
• Merek yang Ngetop.
• Sistem ‘distribusi = promosi’ untuk pemula.
• Strategi harga ke distributor (reseller).
• Viral marketing.
• Menata keuangan yang sederhana.
• Badan hukum, perijinan, merek dagang.
2. PROFITING
Setelah fase ‘survive’ dilalui, maka Anda memasuki fase
memaksimalkan keuntungan. Masih fokus ke pemasaran, namun lebih dipertajam
untuk pos keuntungan dari mana? Menambah prospek?
Menaikkan nilai konversi? Membuat pelanggan beli lebih sering? Menaikkan angka pembelian tiap kunjungan? Atau menaikkan margin?
Menaikkan nilai konversi? Membuat pelanggan beli lebih sering? Menaikkan angka pembelian tiap kunjungan? Atau menaikkan margin?
Karena penghasilan sudah mulai lancar dan besar, maka
pengelolaan keuangan adalah kebutuhan yang mutlak.
Seiring dengan naiknya omzet, maka pertambahan tim juga anak
naik. Saatnya belajar merekrut dan mengelola tim.
Fokus materi:
• Memaksimalkan profit (5 Pos Menaikkan Profit).
• Profiling; Mulai menganalisa data penjualan: Siapa spesifik target pasar Anda, Dimana mereka biasa berkumpul.
• Accounting for business owner.
• Alternatif permodalan.
• Basic Administration.
• Recruitment & training (SDM).
• Team building.
• Memaksimalkan profit (5 Pos Menaikkan Profit).
• Profiling; Mulai menganalisa data penjualan: Siapa spesifik target pasar Anda, Dimana mereka biasa berkumpul.
• Accounting for business owner.
• Alternatif permodalan.
• Basic Administration.
• Recruitment & training (SDM).
• Team building.
3. SYSTEMIZING
Memiliki bisnis yang auto pilot adalah idaman para pengusaha.
Kenapa? Agar bisa jalan-jalan, sembari bisnis tetap jalan dan menghasilkan.
Untuk itu diperlukan sistem dalam perusahaan.
Inti dari sistem adalah mendokumentasikan semua aktivitas perusahaan agar mudah diduplikasi dan sebagai acuan standarisasi.
Segala aturan dalam perusahaan mustahil berjalan dengan harmonis, tanpa kepemimpinan yang benar. Untuk itulah seorang pemimpin perlu mengasah kemampuan kepemimpinannya.
Inti dari sistem adalah mendokumentasikan semua aktivitas perusahaan agar mudah diduplikasi dan sebagai acuan standarisasi.
Segala aturan dalam perusahaan mustahil berjalan dengan harmonis, tanpa kepemimpinan yang benar. Untuk itulah seorang pemimpin perlu mengasah kemampuan kepemimpinannya.
Fokus materi:
• Merumuskan Visi, Misi yang membumi.
• Lean Process; Merampingkan proses sebelum disistemkan.
• Struktur organisasi.
• Process Flow; Menggambarkan alur proses perusahaan.
• Dasar pembuatan SOP; Mendokumentasikan semua aktivitas perusahaan.
• KPI; Indikator kerja benar.
• 4 Sektor Sistemasi.
• Leadership.
4. MULTIPLYING
Setelah sistem terbuat dan teruji, tiba saatnya menduplikasi
kesuksesan bisnis Anda ke wilayah lainnya. Bentuknya bisa jadi cabang,
franchise, lisensi, stokis, atau lainnya.
Sistem yang belum teruji, tapi sudah terburu dijual belikan akan menciderai orang lain, kemudian mencoreng kredibilitas diri.
Sistem yang belum teruji, tapi sudah terburu dijual belikan akan menciderai orang lain, kemudian mencoreng kredibilitas diri.
Franchise bukan opsi satu-satunya dalam langkah multiplikasi. Bahkan pikirkan 7 kali untuk mengembangkan bisnis dengan sistem franchise, karena faktornya bukan menyangkut wilayah kekuasaan Anda lagi, namun wilayah diluar kuasa Anda, yaitu perilaku para franchisee Anda.
Pada dasarnya multiplikasi adalah sarana untuk melebarkan sayap distribusi. Maka dari itu perlu dipelajari materi lanjutan tentang alternatif saluran distribusi yang cocok untuk produk atau jasa Anda.
Fokus materi:
• Etika bisnis; Agar bisnis bukan mencari untung diatas penderitaan orang lain.
• Advanced Distribution.
• Distribution Center.
• Supply Chain Management.
• Technology & Software.
• Kerjasama & Legalitas.
• Jebakan-jebakan hukum.
• Etika bisnis; Agar bisnis bukan mencari untung diatas penderitaan orang lain.
• Advanced Distribution.
• Distribution Center.
• Supply Chain Management.
• Technology & Software.
• Kerjasama & Legalitas.
• Jebakan-jebakan hukum.
5. INVESTING
Inilah fase uang menghasilkan uang. Namun tanpa ilmu yang tepat,
uang Anda akan hilang. Jika Anda telah mampu meniti tangga bisnis 4 tahap
sebelumnya, bukan dengan cara melompat tangga, maka semestinya keilmuan analisa
usaha Anda sudah cukup mumpuni.
Namun ada pepatah, “I know what to do, but I don’t do what I
know”. Kerap para investor hanya tergiur oleh keuntungan yang besar, tanpa
mengukur resiko yang besar pula di belakangnya. Apa yang Anda raih dalam 10
tahun bisa hilang hanya dalam 1 kali investasi, jika Anda tak patuh aturan.
Dalam fase ini, Anda akan lebih banyak memiliki waktu untuk kegiatan sosial Anda, karena penghasilan pasif Anda telah mengalir dan akan terus mengalir.
Fokus materi:
• Mindset Investor.
• Exit Plan.
• 3 Pos Investas.i
• Valuasi Bisnis.
• Ekspansi kemana? (Hulu Hilir).
• Jual Beli Bisnis.
• Venture Capital.
• Social Responsibility.
• Mindset Investor.
• Exit Plan.
• 3 Pos Investas.i
• Valuasi Bisnis.
• Ekspansi kemana? (Hulu Hilir).
• Jual Beli Bisnis.
• Venture Capital.
• Social Responsibility.
Ingatlah bahwa bisnis hanyalah kendaraan atau sarana untuk
mencapai tujuan. Surga adalah tujuan kita sesungguhnya. Jangan sampai kita
terlena oleh kendaraan dan melupakan tujuan kita.
Semoga framework ini bermanfaat bagi
pengembangan UKM di Indonesia.
Oh ya 5 tangga bisnis ini diterapkan di sekolah bisninya mas
Jaya Setiabudi, Young Entrepreneur Academy Indonesia atau YEA Indonesia. Saya
pernah ngobrol sama anak YEA bahwa system sekolah bisnis disana kaya di Harvard
University. Seperti kalau mau lulus sekolah syaratnya Cuma satu omset bisnis
minimal puluhan juta kalau belum segitu ga akan lulus. Wkwkwk… Ngeri-ngeri
sedepp.. salah satu muid yang mungkin dikenal adalah penjual kaos kaki laksita
Pradyna yang baru berumur 20 tahun dengan omsetnya 200 juta perbulan.
Jadi sekolah bisnis disana katanya kurang lebih
perkuliahannya nyata berdasarkan di lapangan misal kalau event ya bikin event
sesuai kenyataan. Bikin prodak ya harus bikin prodak dan mencoba menjualnya.
Bikin strategi ya harus diprakekan langsung di lapangan. Ya seperti sedang
bisnis nyata saja Cuma dapat bimbingan. Gila keren hehe..
Saya jadi tertarik pengin masuk, Oh ya karena ini Young
Entrepreneurt Academy berarti kalau di Indonesiakan ini sekolah bisnis khusus
anak muda kalau ga salah maksimal umurnya 25 Tahun.
Atau lengkap syaratnya
SYARAT PESERTA YEA
·
Memiliki motivasi yang
kuat untuk menjadi entrepreneur
·
Usia 17 s.d. 25 tahun
·
Status single (belum
menikah dan bersedia tidak menikah selama masa pendidikan)
·
Tidak berstatus sebagai
karyawan
·
Dapat dukungan
sepenuhnya dari orangtua (menyertakan pernyataan dukungan)
·
Tidak terlibat kasus
hukum/kriminal/narkoba dsj.
Kemudian dana yang perlu dibutuhkan lumayan juga
BIAYA MENGIKUTI YEA REGULER **
|
|
·
Biaya
Formulir Pendaftaran
|
Rp.
100.000
|
·
Commitment
fee
|
Rp.
5.000.000
|
·
Uang
Pangkal
|
Rp.
8.000.000
|
·
Entrepreneur
Camp
|
Rp. 3.700.000
|
·
SPP/bulan
(Bulan 1—6)
|
Rp. 6.000.000
|
·
Biaya
SKS
|
free
|
·
Biaya
modul/handout, jaket almamater, dsj.
|
free
|
·
Biaya
sharing bisnis dari praktisi
|
free
|
·
Fasilitas
WiFi hotspot internet di area kampus
|
free
|
Total biaya
|
Rp 22.800.000
|
* Kelas
terbatas untuk 25 siswa pendaftar pertama. Dibuka dua kelas setiap angkatan
Nah bagi yang masih muda belum bisnis, uang segitu lumayan
gede juga atau udah bisnis umur udah kelebihahan tapi pengen ikut?
Mungkin itu pertanyaan sebagai alternatif Mas Jaya membuat
YEA virtual yaitu kuliah online dan tergabung dalam alumni Yea online juga.
Contoh alumninya yaitu GAZAN AZKA owner zanana chips omset 400 juta/bula. Dia
mengalaminya pengen masuk ke sana tetapi karena di awal belum bisnis masih kere
jadi ga bisa ikutan jadi dia pake alternative ini.
YEA Virtual adalah paket modul
pembelajaran bisnis berkurikulum, yang terdiri dari 6 buah DVD multimedia. Anda
dapat mempelajarinya sendiri lewat layar komputer atau laptop, dimana saja dan
kapan saja.
Modul belajar ini dilengkapi dengan
visual dan animasi, serta penjelasan materi berupa suara. Materi yang ada di
dalamnya diambil dari kurikulum Young Entrepreneur Academy (YEA), sebuah
program pelatihan bisnis berkurikulum pertama kali di Indonesia. Kampus YEA saat
ini berada di Bandung.
6 PAKET MODUL (DVD multimedia) YEA
VIRTUAL berisi :
Paket Modul 1
•
5 Tangga Bisnis
•
People Management
•
Selling Skill
•
Simply Marketing
•
5 Ways to Increase Your Profit
Paket Modul 2
•
Communication Skill
•
Basic Courtesy in Business
•
Negotiation Skill
•
Creative Promotion
Paket Modul 3
•
Accounting for Business Owner
•
Finance
•
5 Macam Bisnis berdasar Cashflow
•
12 Alternatif Permodalan Bisnis
Paket Modul 4
•
Project Management
•
How to Built Team
•
Penentuan Lokasi yang Laris
Paket Modul 5
•
Business Model Generation
•
Business Plan
•
Franchise dan Lisensi
Paket Modul 6
•
Jalan Pintas Bebas Finansial
•
Aspek Legal dalam Bisnis
Semua dalam bahasa Indonesia yang
mudah dipahami dan DITAMBAH Modul Mentoring yang dapat ditonton dan di-update
via online.
Sumber:
Artikel Jaya Setiabudi
Yea-indonesia.com
Artikel Jaya Setiabudi
Yea-indonesia.com
0 komentar:
Post a Comment